Digo H. Lapeka
Selasa, 19 April 2016
Tinggalan arkeologis kolonial Jepang di Kendari
Senin, 05 Oktober 2015
Konstelasi Majapahit Ditinjau Dari Sudut Pandang Perekonomian
Majapahit merupakan salah satu kerajaan yang tersohor yang pernah menguasai daerah Jawa dan hampir seluh bagian Indonesia selama 134 tahun lamanya atau lebih dari satu abad yang didirikan oleh Dyah Wijaya dengan dukungan dari Arya Wiraraja beserta seluruh pengikutnya tepatnya di hutan Tarik. Kerajaan Majapahit tersebut berdiri setelah berakhirnya kekuasaan Jayakatwan atas Singasari. Salah satu faktor yang menjadi alasan semakin besarnya kerajaan Majapahit adalah dengan pertumbuhan perekonomiannya disektor pertanian. Ada dua faktor yang mempengaruhi kemakmuran Majapahit yaitu, sungai Brantas dan Bengawan Solo di daerah dataran rendah Jawa Timur yang sesuai atau cocok untuk tanaman padi, dimana komoditas ekspor saat itu adalah padi, garam, kain, dan burung Kakaktua. Sedangkan untuk komoditas impornya diantaranya, emas, mutiara, perak, sutra, keramik, dan benda-benda yang terbuat dari besi. Terlepas dari itu, kemaritiman juga sangat berperan penting dalam ekonomi Majapahit, seperti dipantai utara Jawa, Majapahit juga membuat pelabuhan-pelabuhan yang digunakan sebagai pangkalan untuk mendapatkan komoditas rempah-rempah yang berasal dari Maluku. Selain itu pelabuhan tersebut juga menjadi perlintasan bagi pedagang-pedagang asing dari Arab, Turki, Persia, India, dan China. Pajak yang dikenakan dari perlintasan tersebut menjadi bagian dari pemasukan untuk Majapahit. Dengan perkembangan ekonomi dan terkenalnya sistem pemerintahannya, Majapahit membuat pedagang-pedagang asing seperti India, Khmer, Siran, dan China tertarik untuk sementara waktu menetap dan melakukan kegiatan-kegiatan selain dari perdagangan internasional. Tetapi dengan mendiami wilaya Majapahit pedagang-pedagang asing tersebut tetap dibebankan pajak khusus. Selain itu Majapahit juga mengkhususkan pejabat untuk menangani pedagang yang berasal dari India dan Tiongkok yang berada atau menetap di wilaya Majapahit. Dengan sistem perekonomian disektor agraris dan maritim, Majapahit mampu survival hingga ratusan tahun. Sebab kedua sektor perekonomian tersebut sangat berperan dalam proses impor dan ekspor untuk perdagangan local maupun internasional.
Selasa, 09 September 2014
Definisi Arkeologi
Mata Kuliah : Dasar-Dasar Arkeologi
Nama : Igo Hasan Lapeka
NIM : N1A214030
A. Definisi Arkeologi
Arkeologi adalah ilmu yang mempelajari sisa-sisa peninggalan budaya masa lalu untuk mengungkapkan kehidupan masyarakat pendukung kebudayaannya serta berusaha untuk mengkontruksi tingkah laku masyarakat tersebut dan bagaimana perubahan kebudayaannya (Binford, 1971 : 80).
B. Tanggapan
Arkeologi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang kehidupan masa lampau yang mana dapat diketehaui dengan adanya peninggalan-peninggalan purba kala baik itu artefak, arkofak maupun fitur yang dapat merekam kebudayaan serta perkembangannya.
C. Referensi
digital_127263-RB03Y438g-Gedung bouwpleog-Pendahuluan.pdf
Yuri Arief Waspodo, FIB UI, 2009
Diambil pada tanggal 5 September 2014 jam 09:26 AM
Senin, 25 Agustus 2014
Sabtu, 09 Agustus 2014
Geomorfologi
|
- Peta geomorfologi menggambarkan aspek-aspek utama lahan atau terrain disajikan dalam bentuk simbol huruf dan angka, warna, pola garis dan hal itu tergantung pada tingkat kepentingan masing-masing aspek.
- Peta geomorfologi memuat aspek-aspek yang dihasilkan dari sistem survei analitik (diantaranya morfologi dan morfogenesa) dan sintetik (diantaranya proses geomorfologi, tanah /soil, tutupan lahan).
- Unit utama geomorfologi adalah kelompok bentuk lahan didasarkan atas bentuk asalnya (struktural, denudasi, fluvial, marin, karts, angin dan es).
- Skala peta merupakan perbandingan jarak peta dengan jarak sebenarnya yang dinyatakan dalam angka, garis atau kedua-duanya.
- Faktor-faktor geologi apa yang telah berpengaruh kepada pembentukan bentang alam disuatu tempat
- Bentuk-bentuk bentangalam apa yang telah terbentuk karenanya. Pada umumnya hal-hal tersebut diuraikan secara deskriptif. Peta geomorfologi yang disajikan harus dapat menunjang hal-hal tersebut diatas, demikian pula klasifikasi yang digunakan. Gambaran peta yang menunjang ganesa dan bentuk diutamakan.
- Geometri dan bentuk permukaan bumi seperti tinggi, luas, kemiringan lereng, kerapatan sungai, dan sebagainya.
- Proses geomorfologi yang sedang berjalan dan besaran dari proses seperti :
Skala
|
Sifat Pemetaan
|
Tahap Pemetaan
|
Proses dan unsur geologi
yang dominan
|
<
1 : 250.000
|
Geoteknik,
Geofisik
|
||
<
1 : 250.000
|
Global
|
Regional
|
|
1
: 100.000
|
Regional
|
Tektonik,
Formasi (batuan utama)
|
|
1
: 50.000
|
Lokal
|
Survey
|
Struktur
jenis batuan/satuan batuan
|
1
: 25.000
|
Lokal
|
Batuan,
struktur, pengulangan dan bentuk/relief, proses eksogen
|
|
1
: 10.000
|
Detail
|
Investigasi
|
Batuan,
proses eksogen, sebagai unsur utama, bentuk akibat proses
|
<
1 : 10.000
|
Sangat
Kecil
|
Proses
eksogen, dan hasil proses
|
Skala
|
Contoh satuan geomorfologi
|
1
: 250.000
|
Zona
fisiografi : geoantiklin Jawa, pegunungan Rocky, Zona patahan Semangko
|
1 : 100.000
|
Sub
fisiografi : Komplek dieng, Perbukitan kapur selatan, dan lainnya, Plateau
Rongga
|
1 :
50.000
|
Perbukitan
Karst Gn. Sewu, Perbukitan Lipatan Karangsambung, Delta Citarum, Dataran
Tinggi Bandung, dan lainnya
|
1 :
25.000
|
Lembah
Antiklin Welaran, Hogback Brujul – Waturondo, Bukit Sinklin Paras, Kawah
Upas, dan lainnya
|
1
: 10.000
|
Lensa
gamping Jatibungkus, Sumbat Lava Gn. Merapi, Longsoran Cikorea
|
1 : 10.000 <
|
Aliran
Lumpur di ……, rayapan di km……,Erosi alur di……, dsb
|
Skala
|
|||
Objek
Geomorfologi
|
1:2.500
s/d
1:10.000
|
1:10.000
s/d
1:30.000
|
Lebih
Kecil dari
1:30.000
|
Regional
/ bentang alam
(Contoh
: jajaran Pegunungan, perbukitan lipatan
dan lainnya )
|
Buruk
|
Baik
|
Baik –
Sangat baik
|
Lokal/bentuk
alam darat
(Contoh
:korok, gosong pasir, questa, dan lainnya
|
Baik –
Sangat Baik
|
Baik–Sedang
|
Sedang-
Buruk
|
Detail/proses
geomorfik
(contoh:
longsoran kecil, erosi parit, dan lainnya
|
Sangat Baik
|
Buruk
|
Sangat buruk
|
- Pola kontur rapat menunjukan batuan keras, dan pola kontur jarang menunjukan batuan lunak atau lepas.
- Pola kontur yang menutup (melingkar) diantara pola kontur lainnya, menunjukan lebih keras dari batuan sekitarnya.
- Aliran sungai yang membelok tiba-tiba dapat diakibatkan oleh adanya batuan keras.
- Kerapatan sungai yang besar, menunjukan bahwa sungai-sungai itu berada pada batuan yang lebih mudah tererosi (lunak). (kerapatan sungai adalah perbandingan antara total panjang sungai-sungai yang berada pada cekungan pengaliran terhadap luas cekungan pengaliran sungai-sungai itu sendiri).
Kelas Lereng
|
Sifat-sifat proses dan
kondisi alamiah
|
Warna
|
0 – 20
(0-2 %)
|
Datar hingga hampir datar;
tidak ada proses denudasi yang berarti
|
Hijau
|
2 – 40
(2-7 %)
|
Agak miring; Gerakan tanah
kecepatan rendah, erosi lembar dan erosi alur (sheet and rill erosion). rawan
erosi
|
Hijau Muda
|
4 – 80
(7 – 15 %)
|
Miring;sama dengan di atas,
tetapi dengan besaran yang lebih tinggi. Sangat rawan erosi tanah.
|
Kuning
|
8 – 160
(15 -30 %)
|
Agak curam; Banyak terjadi
gerakan tanah, dan erosi, terutama
longsoran yang bersifat nendatan.
|
Jingga
|
16 – 350
(30 – 70 %)
|
Curam;Proses denudasional
intensif, erosi dan gerakan tanah sering terjadi.
|
Merah Muda
|
35 – 550
(70 – 140 %)
|
Sangat curam; Batuan umumnya
mulai tersingkap, proses denudasional sangat intensif, sudah mulai
menghasilkan endapan rombakan (koluvial)
|
Merah
|
>550
(>140 %)
|
Curam sekali, batuan
tersingkap; proses denudasional sangat kuat, rawan jatuhan batu, tanaman
jarang tumbuh (terbatas).
|
Ungu
|
>550
(>140 %)
|
Curam sekali Batuan
tersingkap; proses denudasional sangat kuat, rawan jatuhan batu, tanaman
jarang tumbuh (terbatas).
|
Ungu
|
- Sesar, umumnya ditunjukan oleh adanya pola kontur rapat yang menerus lurus, kelurusan sungai dan perbukitan, ataupun pergeseran, dan pembelokan perbukitan atau sungai, dan pola aliran sungai parallel dan rectangular.
- Perlipatan, umumnya ditunjukan oleh pola aliran sungai trellis atau parallel, dan adanya bentuk-bentuk dip-slope yaitu suatu kontur yang rapat dibagian depan yang merenggang makin kearah belakang. Jika setiap bentuk dip-slope ini diinterpretasikan untuk seluruh peta, muka sumbu-sumbu lipatan akan dapat diinterpretasikan kemudian. Pola dip-slope seperti ini mempunyai beberapa istilah yang mengacu pada kemiringan perlapisannya.
- Kekar, umumnya dicirikan oleh pola aliran sungai rektangular, dan kelurusan-kelurusan sungai dan bukit.
- Intrusi, umumnya dicirikan oleh pola kontur yang melingkar dan rapat, sungai-sungai mengalir dari arah puncak dalam pola radial atau anular.
- Lapisan mendatar, dicirikan oleh adanya areal dengan pola kontur yang jarang dan dibatasi oleh pola kontur yang rapat.
- Ketidakselarasan bersudut, dicirikan oleh pola kontur rapat dan mempunyai kelurusan-kelurusan seperti pada pola perlipatan yang dibatasi secara tiba-tiba oleh pola kontur jarang yang mempunyai elevasi sama atau lebih tinggi.
- Daerah mélange, umumnya dicirikan oleh pola-pola kontur melingkar berupa bukit-bukit dalam penyebaran yang relative luas, terdapat beberapa pergeseran bentuk-bentuk topografi, kemungkinan juga terdapat beberapa kelurusan, dengan pola aliran sungai rektangular atau contorted.
- Daerah Slump, umumnya dicirikan oleh banyaknya pola dip-slope dengan penyebarannya yang tidak menunjukan pola pelurusan, tetapi lebih berkesan “acak-acakan”. Pola kontur rapat juga tidak menunjukan kelurusan yang menerus, tetapi berkesan terpatah-patah.
- Gunung api, dicirikan umumnya oleh bentuk kerucut dan pola aliran radial, serta kawah pada puncaknya untuk gunung api muda, sementara untuk gunung api tua dan sudah tidak aktif, dicirikan oleh pola aliran anular serta pola kontur melingkar rapat atau memanjang yang menunjukan adanya jenjang volkanik atau korok-korok.
- Karst, dicirikan oleh pola kontur melingkar yang khas dalam penyebaran yang luas, beberapa aliran sungai seakan-akan terputus, terdapat pola-pola kontur yang menyerupai bintang segi banyak, serta pola aliran sungai multibasinal.
- Pola karst ini agak mirip dengan pola perbukitan seribu yang biasanya terjadi pada kaki gunung api. Walaupun dengan pola kontur yang melingkar dengan penyebaran cukup luas, tetapi umumnya letaknya berjauhan antara satu pola melingkar dengan lainnya, dan tidak didapat pola kontur seperti bintang segi banyak.
Ringkasan
Geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari
tentang roman muka bumi beserta aspek-aspek yang mempengaruhinya. Geomorfologi
mempelajari bentuk bentuk bentangalam; bagaimana bentangalam itu terbentuk
secara kontruksional yang diakibatkan oleh gaya endogen, dan bagaimana
bentangalam tersebut dipengaruhi oleh pengaruh luar berupa gaya eksogen
seperti pelapukan, erosi, denudasi,sedimentasi. Air, angin, dan gletser,
sebagai agen yang merubah batuan atau tanah membentuk bentang alam yang
bersifat destruksional, dan menghasilkan bentuk-bentuk alam darat tertentu
(landform).
Bentangalam (landscape) didefinisikan sebagai panorama alam yang disusun oleh
elemen elemen geomorfologi dalam dimensi yang lebih luas dari terrain.
Bentuk-lahan (landforms) adalah komplek fisik permukaan ataupun dekat permukaan
suatu daratan yang dipengaruhi oleh kegiatan manusia.
Peta geomorfologi adalah peta yang
menggambarkan bentuk lahan, genesa beserta proses yang mempengaruhinya dalam
berbagai skala. Berdasarkan definisi tersebut maka suatu peta geomorfologi
harus mencakup hal-hal sebagai berikut:
a. Aspek-aspek utama lahan atau terrain yang disajikan dalam bentuk simbol
huruf dan angka, warna, pola garis dan hal itu tergantung pada tingkat
kepentingan masing-masing aspek.
b. Aspek-aspek yang dihasilkan dari sistem survei analitik (diantaranya
morfologi dan morfogenesa) dan sintetik (diantaranya proses geomorfologi,
tanah /soil, tutupan lahan).
c. Unit utama geomorfologi yaitu kelompok bentuk lahan didasarkan atas
bentuk asalnya (struktural, denudasi, fluvial, marin, karts, angin dan es).
d. Skala peta merupakan perbandingan jarak peta dengan jarak sebenarnya yang
dinyatakan dalam angka, garis atau kedua-duanya.
Kegunaan Peta Geomorfologi :
1. Untuk tujuan sains maka peta geomorfologi diharap mampu memberi informasi mengenai:
a. Faktor-faktor geologi apa yang telah berpengaruh kepada pembentukan
bentangalam disuatu tempat
b. Uraian deskriptif dari bentuk-bentuk bentangalam apa saja yang telah
terbentuk. Peta geomorfologi yang disajikan harus dapat menunjang hal-hal
tersebut diatas, demikian pula klasifikasi yang digunakan.
c. Gambaran peta yang menunjang ganesa dan bentuk diutamakan.
2. Untuk tujuan terapan peta geomorfologi akan lebih banyak memberi informasi mengenai :
a. Geometri dan bentuk permukaan bumi seperti
tinggi, luas, kemiringan lereng, kerapatan sungai, dan sebagainya.
b. Proses geomorfologi yang sedang berjalan
dan besarannya seperti :
§ Jenis proses (pelapukan, erosi, sedimentasi, longsoran, pelarutan, dan
sebagainya)
§ Besaran dan proses tersebut (berapa luas, berapa dalam, berapa
intensitasnya, dan sebagainya)
|
Pertanyaan Ulangan
1.
Sebutkan apa bedanya antara
Bentangalam dan Bentuk lahan ?
2.
Sebutkan faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi bentuk bentangalam ?
3.
Sebutkan bentuk-bentuk bentang alam
yang bersifat konstruksional dan bentuk bentangalam destruksional ?
4.
Jelaskan manfaat peta geomorfologi
bagi para perencana wilayah dan kota
(planolog) maupun para ahli teknik sipil ?
5.
Jelaskan hubungan antara peta
topografi dengan geomorfologi ?
|